Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 11 Oktober 2011

Aplikasi Hukum-Hukum Newton tentang Gerak


dua gaya bekerja pd satu benda resultan gaya
Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Resultan gaya adalah jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda itu. Telah dibuktikan bahwa gaya-gaya bergabung sebagai vektor sesuai aturan yang berlaku pada penjumlahan vektor. Sebagai contoh, dua gaya yang besarnya sama masing-masing 10 N (Gambar a), digambarkan bekerja pada sebuah benda dengan saling membentuk sudut siku-siku. Dapat dilihat bahwa benda itu akan bergerak dengan sudut 45°. Dengan demikian resultan gaya bekerja dengan arah sudut 45° (Gambar b) . Hal ini diberikan oleh aturan-aturan penjumlahan vektor. Teorema Pythagoras menunjukkan bahwa besar resultan gaya adalah:
FR
Ketika memecahkan masalah yang melibatkan Hukum Newton dan gaya, sebaiknya menggunakan diagram gaya untuk menunjukkan semua gaya yang bekerja pada setiap benda. Tanda panah pada gambar diagram mewakili setiap gaya yang bekerja pada benda, dengan memastikan bahwa semua gaya yang bekerja pada benda tersebut telah dimasukkan. Jika gerak translasi (lurus) diperhitungkan, dapat digambarkan semua gaya pada suatu benda bekerja pada pusat benda itu, dengan demikian benda tersebut dianggap sebagai benda titik.
1. Gerak Benda pada Bidang Datar
gerak benda pd bidang datarGambar di samping menunjukkan pada sebuah balok yang terletak pada bidang mendatar yang licin, bekerja gaya F mendatar hingga balok bergerak sepanjang bidang tersebut. Komponen gaya-gaya pada sumbu y adalah: ΣFy = N – w. Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga ΣFy = 0;
ΣFy = 0 => N - w = 0 => N = w = m . g
Sedangkan komponen gaya pada sumbu x adalah: ΣFx = F Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai :
ΣFx = m . a => F = m . a => a = F/m
Lebih lengkap:
fx dan fy

2. Gerak Benda pada Bidang Miring
gerak benda pd bidang mringGambar di samping menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak menuruni bidang miring yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan sumbu y adalah tegak lurus pada bidang miring. Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah: wy = w.cos α = m.g.cos α. Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah: ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α
Balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0 => N – m.g.cos α = 0 => N = m.g.cos α
Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x adalah: wx = w.sin α = m.g.sin α. Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah: ΣFx = m.g.sin α Balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat dihitung sebagai : ΣFx = m.a => m.g.sin α = m.a => a = g.sin α
Lebih lengkap:
rumus benda di sudut miring

3. Gerak Benda-Benda yang dihubungkan dengan Tali
gerak benda yg dihubgkan dengan taliGambar di samping menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu balok dikerjakan gaya F mendatar (contoh pada gambar adalah balok B) hingga keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali dalam keadaan tegang yang dinyatakan dengan T. Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya bergerak pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama yaitu a, maka resultan gaya yang bekerja pada balok A (komponen sumbu x) adalah:
Σ F x (A) = T = mA .a
Sedangkan resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen sumbu x) adalah: Σ F x (B) = F.T = mB .a
Sehingga, diperoleh:rumus perc gerak benda2 yg dihub dgn tali
4. Gerak Benda di dalam Lift
org di dalam lift
Pada peristiwa gerak benda di dalam lift ada beberapa kemungkinan kejadian, antara lain:
a. Lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
Komponen gaya pada sumbu y adalah: ΣFy = N – w, dimana, lift berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0 => N – w = 0 => N = w = m . g
dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan g adalah percepatan gravitasi.


b. Lift dipercepat ke atas
Komponen gaya pada sumbu y adalah: ΣFy = N – w, dimana, lift bergerak ke atas mengalami percepatan a, sehingga:
ΣFy = N – w => N – w = m.a => N = w + (m.a)
dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan a adalah percepatan lift.
c. Lift dipercepat ke bawah
Komponen gaya pada sumbu y adalah: ΣFy = w – N Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami percepatan a, sehingga: ΣFy = m.a => w – N = m.a => N = w – (m.a)
dimana : N adalah gaya normal, w adalah berat orang/benda, m adalah massa orang/benda, dan a adalah percepatan lift, dengan catatan: apabila lift mengalami perlambatan, maka percepatan a = -a.
5. Gerak Benda yang dihubungkan dengan Tali melalui Sebuah Katrol
dua buah benda dihub dengan katrol

Dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik. Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh masing-masing benda adalah sama yaitu sebesar a.
Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).
Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah: ΣFA = mA . a => wA – T = mA . a
Resultan gaya yang bekerja pada balok B adalah: ΣFB = mB . a => T wB = mB . a



Secara umum, percepatan gerak benda dapat ditentukan berdasarkan persamaan Hukum II Newton berikut:
percepatan sistem
Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
T = wAmA . a = mA . gmA . a = mA(ga) atau T = mB . a + wB = mB.a + mB . g = mB(a + g)
Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain dalam keadaan tergantung tampak seperti pada gambar di bawah.
benda dengan katrol 2

Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami percepatan sama, maka berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
Σ F
=
Σ m.a
wA – T + T – T + T
=
(mA + mB) a
wA
=
(mA + mB) a
mA.g
=
(mA + mB) a




Percepatan sistem dapat ditentukan dengan:
perc sistem 2
Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya yang bekerja pada masing-masing benda, dan didapatkan persamaan:
T = mA.a atau T = wB mB.a = mB.g – mB.a = mB(g – a)

Kamis, 06 Oktober 2011

Dinamika Partikel

Dinamika Partikel
Apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar pada pembahasan
fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda
akan bergerak hingga benda akan berubah arah geraknya. Jawaban ini selintas
sangat mudah bagi kita yang sudah duduk di kelas XI.
Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika. Apakah bedanya dinamika dengan
kinematika? Apakah hubungan dinamika dengan mekanika? Untuk lebih jelasnya mari
kita perhatikan contoh dua kasus dibawah ini!
1. Seorang pelari dengan kecepatan awal 10 m/s memiliki percepatan 10 m/s2
2.Suatu benda bermassa 2 kg dikenai gaya sebesar 5 N sehingga benda bergerak dengan
percepatan 0,5 m/s2
Kedua kasus tersebut menggambarkan dua hal yang
sama dan dua hal yang berbeda. Apakah perbedaan dan persamaan kedua kasus tersebut?
Bila kita jeli dalam menganalisa kedua kasus tersebut kita akan mendapatkan
persamaan dan perbedaan dari dua kasus tersebut. Persamaan dari kedua kasus
tersebut adalah sama-sama mengambarkan sesuatu yang bergerak. Apakah perbedaannya? Perbedaan ini merupakan hal yang menarik bagi kita. Perbedaan yang menonjol dari kedua kasus
tersebut adalah kasus pertama menggambarkan benda yang bergerak namun hanya
terfokus pada gerak itu sendiri tanpa memperhatikan faktor yang lainnya. Kasus
kedua merupakan kasus yang lebih sempurna, pada kasus kedua ini selain kita
memperhatikan gerak yang terjadi pada benda namun kita memperhatikan aspek lain
dari gerak diantaranya faktor penyebab gerak berupa gaya maupun faktor benda
itu sendiri misalnya massa benda.
Setelah kita membahas kinematika
partikel pada materi sebelumnya pada bab ini kita membahas mengenai dinamika
partikel yang meliputi segala seluk beluk mengenai gaya. Pada bab ini pembahasan hanya dibatasi pada gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya pegas.
Apakah hal yang harus kita persiapkan sebagai
bekal kita dalam mempelajari bab ini? Hal utama yang harus kita persiapkan
adalah pemahaman kita mengenai hukum Newton yang melandasi dinamika partikel.

  • Gaya Gesek
Sebelum kita mempelajari materi ini, siapakah yang
membeli sepatu satu bulan yang lalu? Siapakah yang membeli sepatu satu tahun
yang lalu? Atau siapa yang merasa sepatunya sudah tidak baru lagi? Silahkan
memperhatikan permukaan alas sepatu masing-masing! Apakah tebal permukaan alas
sepatu kalian sama ketika baru membeli dengan sekarang? Apakah tingkat
kekasarannya sama antar ketika membeli sepatu dengan sekarang?

Lebih nyaman mana ketika kalian berjalan dengan
sepatu baru dibanding ketika berjalan dengan sepatu yang lebih halus pada
lantai yang lincin? Tingkat kenyamanan
dan keamanan sepatu sebanding dengan tingkat kekasaran sepatu kita terutama ketika
berjalan pada lantai yang lincin. Semakin kasar alas sepatu kita maka semakin
aman ketika berjalan pada lantai yang
lincin. Hal ini disebabkan pada lantai lincin tingkat kerawanan tergelincir
tinggi. Sepatu kasar bisa menurunkan tingkat kerawanan tergelincirnya kaki
kita. Gaya apakah yang menyebabkan kita aman dari tergelincir pada lantai agak
lincin? Apakah yang menyebabkan sepatu kita lebih cepat halus permukaan
alasnya? Gaya ini merupakan gaya gesek yang bekerja dengan arah berlawanan
dengan arah gerak benda dan bekerja ketika benda saling bersentuhan.

1. Gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
Sebelum membahas kedua gaya tersebut sebaiknya
perhatikan demonstrasi berikut!
Gaya Gesek Statis Dan Gaya Gesek Kinetis
Tujuan : 1. Membedakan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
2. Membedakan koefisisen gesek statis dan koefisien gesek kinetis
Alat dan Bahan : balok kayu, Benang, neraca pegas
Langkah kegiatan:
1. Guru menarik troli dengan menggunakan
neraca pegas yang dikaitkan dengan benang
2. guru menarik troli dari kondisi diam
hingga bergerak dengan gaya yang perlahan-lahan
3. Siswa memperhatikan demonstrasi guru
sambil menulis angka yang tertera pada neraca pegas ketika guru menyebutkan
dengan keras angka yang tertera pada neraca pegas
4. guru membahas mengenai besar gaya yang
diperlukan untuk menarik troli dari diam hingga bergerak
lah memperhatikan demonstrasi ini, kamu akan mengetahui bahwa gaya gesek terdiri
dari gaya gesek statis dan gaya geek kinetis. Gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetik memiliki berbagai perbedaan. Bila melihat gaya yang digunakan ketika
kita menarik benda dapat digrafikkan sebagai berikut :
Berdasarkan grafik tersebut terlihat sebelum benda bergerak benda akan mengalami gaya gesek
statis hingga bernilai maksimum hingga tepat akan bergerak. Ketika benda mulai
bergerak, benda mengalami gaya gesek statis.
Perbedaaan apa saja yang terdapat pada kedua gaya gesek tersebut? Perbedaan antara gaya
gesek kinetis dengan gaya gesek statis dapat kita lihat pada kegiatan
demonstrasi kita tersebut. Perbedaaan tersebut antara lain :


No

Perbedaan

Gaya gesek kinetis

Gaya gesek statis

1

Kondisi Benda

bergerak

diam

2

Besar gaya

Relatif konstan

berubah

3

Komponen yang mempengaruhi

µk dan N

µs dan N

4

rumusan

Fk = µk.N

Fs ≤ µs.N

Berdasarkan perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
gesek statis bekerja pada benda diam hingga tepat akan bergerak sehingga
besarnya sehingga besarnya gaya
berubah hingga mencapai nilai maksimum yang diperlukan untuk menggerakkan benda.
Jadi jika dirumuskan menjadi Fs ≤ µs.N. Berbeda dengan gaya gesek statis,
gaya gesek kinetis merupakan gaya
gesek yang bekerja pada benda yang bergerak dengan besar gaya yang relatif konstan. Bila dirumuskan
menjadi Fk = µk.N.
Tanda persamaan pada kedua gaya
gesek tersebut memiliki arti fisis yang harus diperhatikan. Apakah arti
fisisnya? Pada gaya gesek kinetis arti tersebut
menandakan besar gaya gesek tersebut relatif konstan dan pada gaya
gesek statis besar gaya
akan terus berubah hingga benda tepat akan bergerak atau bernilai maksimum.
2. gaya gesek pada bidang miring
Bagaimanakah gaya gesek pada
bidang miring? Apakah bidang miring itu? Sebelum membahas lebih jauh tentang gaya gesek pada bidang miring sebaiknya kita melakukan kegiatan berikut.







Gaya Gesek pada Bidang miring

Kegiatan 2
Tujuan : 1. menentukan nilai koefisien gesek kinetis bidang miring
2.menjelaskan pengaruh perubahan sudut terhadap percepatan jatuh benda
Alat dan Bahan: papan lintasan, beban, balok, katrol, mistar, tali,
penyangga, stop watch
Prosedur :
1.Letakkan papan peluncur beserta penyangga dengan sudut tertentu
2.Letakkan balok diatas papan luncur dan ikat dengan tali
3. hubungkan tali dengan beban
4. usahakan tinggi beban terhadap lantai pada sudut berpapun tetap (h) dan massa beban tetap (m)
5. setelah terbentuk sudut kemiringan tertentu
lepaskan beban dari ketinggian tertentu sehingga balok mulai tertarik
mengikuti aarah tali penghubung
6. lakukan langkah ke-5 secara berulang dengan sudut yang berbeda
7. catat sudut pada kolom α, panjang lintasan pada kolom l, waktu yang diperlukan pada
kolom t

Senin, 03 Oktober 2011

Fakta Kimia Dalam Al-Qur’an

Selain tentang tauhid, hukum-hukum, dan kisah-kisah, al-qur’an menyimpan banyak hal menarik di dalamnya. Dari sekian banyak bukti-bukti empiris tentang kebenaran al-qur’an, masih banyak rahasia-rahasia dalam al-qur’an yang mungkin belum bisa terpecahkan. Prediksi tentang beberapa kejadian di masa depan termaktub dalam al-Qur’an. Hal ini termasuk fakta-fakta sains dalam al-Qur’an yang memperkuat kenyataan bahwa al-Qur’an benar-benar didesain oleh sesuatu yang Maha Hebat dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu yaitu Allah SWT.
Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang telah menunjukkan fakta-fakta ilmiah yang sesuai dengan ayat-ayat al-Qur’an. Harun Yahya adalah salah seorang yang masyhur mengungkap rahasia al-Qur’an tentang science baik tentang astronomi, embriologi, geologi, fisika, biologi, dan lain-lain.
Saya termasuk salah seorang yang ‘gereget’ terhadap bukti-buksi science dalam al-Qur’an. Masih banyak fakta menarik tentang kimia yang belum disentuh Harun Yahya dalam sekian banyak tulisannya. Yang mashur tentang kimia dalam alqur’an adalah mengenai firman Allah tentang besi dalam surat Al-Hadid. Al-Hadid merupakan surat ke-57 dalam al-Qur’an yang merupakan surat pertengahan dari keseluruhan surat (114 surat). Alhamdulillah, sejak saya kuliah di jurusan kimia, saya sudah hafal surat ini. “Barang siapa yang membaca surat Al-Hadid, Al-waqiah, dan Ar-Rahman maka dia akan dipanggil sebagai penghuni syurga firdaus” (Al-hadits), asyik nggak?. Gak perduli shahih, hasan, atau dhaifnya, yang jelas hadits ini memotifasi saya untuk menghafal dan membacanya setiap hari, gak rugi kan?. Beramal dengan mengetahui keutamaannya, kita akan semangat mengamalkan. Yang terpenting kita tidak memakai hadits maudhu (palsu) dalam beramal. Kalaulah memang dhaif, hadits-hadits mengenai keutamaan (bukan mengenai hukum) toh dianjurkan untuk diamalkan sebagaimana pernyataan imam Nawawi rah.a., apalagi jika shahih. Hadits ini saya ambil dari kitab Fadhilah Qur’an yang dikarang syaikhul hadits Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi rah.a., seorang hafidz, ulama, dan ahli hadits.
Alhamdulillah, sore itu aku shalat ashar berjamaah di mesjid al-Huna Husnul Khotimah. Namun, Innalillaahiwainnailaihi roji’un… ketika sholat, terbayang olehku gambar tabel periodik unsure kimia. He..he.. sholatnya kurang khusyu. MaasyaAllah, terbayang nomor atom besi itu 26 dan massanya 56 di tengah-tengah tabel. Setan berbisik, “massa besi dalam tabel periodik adalah 56, wah sama dengan nomor surat al-hadid yaitu 56? hebat nggak?” hati ini menjawab, bukannya al-hadid itu 57? ar-rahman kan 55, al-waqiah 56, baru setelah itu al-hadid, berarti 57!. Salah kali! (hati ini dipenuhi keraguan). Tapi karena menyadari sedang sholat, hati ini mengusahakan untuk segera membuang fikir-fikir lain selain tawajjuh pada Allah. “Pwuah!…pwuah!…pwuah!” aku berisyarat meludah ke sebelah kiri. Sebagaimana dalam hadits, apabila merasa diganggu syetan ketika sholat, boleh berbuat seperti itu dalam shalat. Tapi tidak perlu pakai mbrr…mbrr… khoeck chuah! Itu seperti dukun dan bias membatalkan shalat he..he.. Setelah sholat selesai, segera aku menuju kantor guru MTs, membuka komputer dan melampiaskan penasaran tentang itu semua.
Fakta ke-1
Allah SWT berfiman:  “…Dan Kami ciptakan besi….” (QS. Al-HAdid, 57:25)
Allah SWT menggunakan kata “anzalnaa” yang berarti “kami telah turunkan”. Depag menuliskannya dengan “ciptakan” sebagaimana tertulis diatas. Allah SWT tidak menggunakan kata “Khalaqna” yang berarti “kami telah ciptakan”. Penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Hal ini yang dahulu pernah juga sempat dikatakan oleh Neil Amstrong.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan.
Besi : 26Fe
Istilah besi oleh orang inggris disebut sebagai “iron”, oleh orang arab disebut dengan “hadid” orang francis menyebutnya ”fer” dan orang spanyol “hierro”. Supaya tidak membingungkan, maka telah disepakati bahwa dunia sains menamakan besi dengan “Ferrum” (Fe) dari bahasa latin. Dan hal ini berlaku untuk semua nama atom, semuanya diambil dari bahasa latin (bahasa amerika selatan).
Ada rahasia apa dibalik keputusan Allah SWT dalam memberi nama salah satu surat di al-qur’an dengan memakai satu nama atom atau logam dalam sistem periodik unsur. Kita akan sedikit memabahasnya.
Fakta ke-2 : Isotop Besi
Besi memiliki 8 isotop yaitu
52Fe Waktu Paruh 8.3 jam
54Fe Stabil
55Fe Waktu Paruh 2.7 tahun
56Fe Stabil
57Fe Stabil
58Fe Stabil
59Fe Waktu Paruh 54.5 hari
60Fe Waktu Paruh 1.500.000 tahun
Al-Hadid adalah surat ke-57 dalam al-Qur’an. Fe-57 adalah salah satu dari 4 isotop besi yang stabil. Ini bukanlah kebetulan. Nomor surat ini dirancang oleh Allah yang maha mengetahui.
Fakta ke-3 : Energi Ionisasi.
Energi ini dibutuhkan oleh suatu atom untuk menjadi ion. Fe umumnya dapat berbentuk ion Fe2+ (ferro) dan Fe3+(ferri). Tahukah kamu? tubuh kita hanya mengkonsumsi Fe2+ (ferro) dari makanan. Besi jenis Ferro inilah yang bayak terkandung dalam makanan seperti daging-dagingan dan makanannya Popeye (Spinach alias bayam), termasuk obat-obatan suplemen penambah zat besi seperti sangobion, sulfaferosus, dan lain-lain. Kata ahli gizi, sebaiknya sayur bayam jangan dibiarkan lebih dari semalam, gak bagus untuk dimakan. Tetapi jarang diantara kita yang mengetahui alasannya. Ternyata, dalam beberapa jam ferro akan segera berubah menjadi ferri. Ferri di dalam tubuh adalah sampah, tubuh kita tidak mau mengambilnya karena sifat sudah berubah. Sama halnya jika besi sudah berubah menjadi karat, berubahlah sifatnya.
Perubahan Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+(ferri) ini menghasilkan energi ionisai sebesar 2957 kJ mol-1. 29 adalah jumlah seluruh ayat pada surat al-hadid. 57 adalah nomor suratnya. Allahuakbar!
Fakta ke-4 Penjumlahan Massa Seluruh Isotop
Besi memiliki 8 isotop (kembaran) yaitu 52Fe,54Fe,55Fe,56Fe,57Fe,58Fe,59Fe,60Fe. Jika seluruh massanya dijumlahkan maka 52+54+55+56+57+58+59+60 = 451. Kata “besi” ada pada surat ke-57 dan ayat ke-25. Jumlah kata dalam surat al-Hadid dari ayat 1 sampai dengan 25 adalah 451!
Fakta ke-5 Jumlah Kata dalam surat al-hadid
Jumlah kata dalam al-hadid adalah 574. 57 adalah nomor surat al-hadid dan 4 adalah jumlah isotop besi yang stabil.

Kamis, 29 September 2011

Jatuh Cinta Itu Peristiwa Kimia

Jatuh cinta.
Mabuk kepayang.
Demam asmara.
Tergila-gila.
Istilah-istilah yang—kalau dipikir-pikir—nyentrik juga, ya? Jatuh cinta—kayaknya frasa ini bersaudara sepupu dengan jatuh sakit. Lalu, kenapa gejolak perasaan cinta yang menggelora dibayangkan sebagai ’mabuk’ dan ’demam’? Lebih gawat lagi, rasa terpesona yang berlebihan sampai meluluhlantakkan jiwa dianggap mirip dengan kondisi orang yang sedang kehilangan akal sehat.
Entah siapa yang pada mulanya mencetuskan istilah-istilah tersebut, mereka tampaknya bukan sekadar hendak membentuk rangkaian kata yang unik. Sebaliknya, mereka memilih perpaduan kata itu melalui pengamatan yang jeli atas pengalaman yang berulang-ulang: oh, rupanya orang yang sedang kasmaran itu cenderung menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan orang sakit, demam, mabuk, atau malah (maaf) gila.
Nyatanya, pengamatan tersebut jitu. Anda yang pernah mengalami getaran gelombang cinta tak ayal akan mengamininya. Cinta membikin kita panas-dingin ’menderita’, namun juga menawarkan kepuasan yang membuat kita serasa melayang di awan. ’Sakit’, namun sekaligus nikmat menimbulkan ketagihan. Bahasa sinetronnya: termehek-mehek. Bukankah begitu?
Lebih jauh lagi, bukan hanya berdasarkan pengalaman, pengamatan itu ternyata juga bisa diteguhkan secara ilmiah. Sejumlah penelitian mendapati bahwa orang yang sedang jatuh cinta tubuhnya mengalami proses kimiawi yang serupa dengan orang yang sedang kecanduan. Cinta rupanya bukan hanya suatu gelora perasaan, namun juga melibatkan aktivitas berbagai hormon tubuh.
Sebuah penelitian menunjukkan, berpandangan berlama-lama saja sudah berpengaruh hebat terhadap keterpikatan orang satu sama lain. Profesor Arthur Aron dari State University of New York mengamati apa yang terjadi ketika orang jatuh cinta dan menemukan efek dahsyat pandangan mata. Dalam salah satu eksperimennya, ia meminta orang-orang berlawanan jenis yang tidak saling mengenal untuk bertemu selama 90 menit dan membicarakan hal-hal yang intim tentang diri mereka. Kemudian ia meminta mereka saling menatap mata selama 4 menit tanpa berbicara. Hasilnya? Banyak peserta eksperimen merasakan keterpikatan yang mendalam terhadap mitranya setelah uji coba tersebut, dan dua orang di antaranya bahkan menikah enam bulan kemudian.
Apa sebenarnya yang terjadi ketika kita pertama kali jatuh cinta? Jatuh cinta memicu sejumlah reaksi kimia di dalam otak dan sekujur tubuh kita. Gejala-gejala yang lazim ditemui: jantung berdegup lebih kencang, pipi memerah, telapak tangan berkeringat. Serba membuat salah tingkah sampai tenggorokan tanpa alasan terasa gatal dan Anda ingin batuk-batuk, ya kan?
Menurut para peneliti, gejala-gejala itu muncul karena tubuh melepaskan bahan-bahan kimia yang menyulut perasaan cinta, seperti dopamine dan norepinephrine. Dopamine itu bahan kimia pemicu rasa senang, membuat kita bahagia melayang-layang. Norepinephrine mirip dengan adrenalin, berfungsi memacu jantung dan memantik gairah. Paduan kedua bahan kimia itu membangkitkan kegembiraan, energi yang kuat, dan perhatian yang terfokus, namun juga membuat orang gelisah susah tidur, kehilangan selera makan, dan ketagihan. Nenek moyang kita, ketimbang menggunakan istilah yang membikin lidah tergigit, secara cerdas cukup menyebutnya sebagai mabuk kepayang.
Itu masih dalam tahap ”cinta pada pandangan pertama”. Bila gayung bersambut, jika si dia yang didambakan ternyata merasakan getaran yang sama, dan keduanya sepakat untuk menautkan rasa, mereka akan melangkah ke tahap hubungan selanjutnya. Sejoli yang dilanda asmara ini akan memasuki tahap keterpikatan, tahap romantis, atau yang umum dikenal sebagai masa pacaran.
Melalui alat yang bernama Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), peneliti dapat memindai apa yang berlangsung di dalam otak orang sewaktu mereka memandangi foto sang kekasih. Hasil scan terhadap orang yang tengah tergila-gila pada pasangannya menunjukkan adanya dorongan biologis yang kuat untuk memusatkan perhatian pada satu orang tertentu, yaitu pasangannya tadi. Aliran darah meningkat di bagian otak yang penuh dengan ujung saraf penerima dopamine, menimbulkan perasaan senang yang melambung, serupa dengan yang dialami oleh orang yang kecanduan. Bila intensitasnya tinggi, hal itu mengakibatkan pemusatan perhatian, ingatan pendek, hiperaktivitas, susah tidur, dan perilaku yang berorientasi pada tujuan. Begitulah, orang yang tengah asyik pacaran cenderung suntuk hanya memerhatikan urusan hubungan satu sama lain. Ibaratnya: dunia hanya milik mereka berdua, semua orang yang lain pada kontrak.
Ada lagi penjelasan lain mengenai hal tersebut. Menurut peneliti di University College London, orang yang sedang jatuh cinta memiliki kadar serotonin yang rendah. Kadar serotonin yang rendah ini serupa dengan yang ditemukan pada penderita gangguan obsesif-kompulsif. Apa pula itu? Bila pacar Anda setiap lima menit selalu menelepon untuk mengetahui Anda sedang berada di mana, Anda sedang melakukan apa, dan Anda sedang bersama dengan siapa—bolehlah Anda curiga bahwa ia penderita gangguan obsesif-kompulsif tak terkendali. Kalau masih terkendali, pasangan yang sedang jatuh cinta akan beranggapan ”engkau diciptakan hanya untukku, dan aku diciptakan hanya untukmu”; tak sudi berbagi dengan yang lain. Begitulah.
Selain itu, sirkuit saraf yang berkaitan dengan kemampuan menilai orang lain juga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Orang yang jatuh cinta kehilangan obyektivitasnya, tidak mampu berpikir secara rasional—paling tidak dalam menilai sang dambaan hati. Lagu-lagu pop yang mendendangkan ”cinta itu buta” terbukti keakuratannya dalam tahap romantis ini. Sang Romeo memusatkan perhatian pada kebaikan dan keunggulan sang Juliet, serta mengabaikan dan mengampuni kelemahannya; begitu pula sebaliknya. Si cowok melihat ceweknya bagaikan Putri Jelita nan Rupawan; si cewek memandang cowoknya laksana Pangeran Tampan yang Berjaya. Sejoli yang sedang mabuk asmara ingin menghabiskan waktu selama mungkin, berduaan dan berdekatan, berusaha mengenal satu sama lain lebih dalam. Kalau tidak diancam agar segera pulang oleh orangtua atau diusir oleh ibu kos karena melewati batas waktu berkunjung, mana mau mereka berpisah. Inilah masa-masa ”tahi kucing rasa cokelat”.
Tahap ini, tentu saja, tidak bertahan sampai selama-lamanya. Secara hormonal, bahan-bahan kimia yang menyokong perasaan cinta yang membuncah itu lama-lama menyusut juga. Akibatnya, daya pesona sang kekasih yang semula begitu menyilaukan gara-gara pengaruh ’hormon cinta’ tadi perlahan-lahan akan memudar. Jerawat di wajah yang sempat terabaikan kembali terlihat mencolok. Obyektivitas dan rasionalitas kembali berbicara. Sosok si dia sebenarnya tetap sama, namun kini kita menilainya dengan sewajarnya.
Pasangan tersebut menghadapi persimpangan. Dengan masuknya pertimbangan yang obyektif dan penalaran yang rasional, mereka dapat menimbang-nimbang secara—mudah-mudahan—lebih bening. Mereka, dengan berbagai alasan, bisa memilih untuk mengakhiri hubungan tersebut. Bisa pula mereka mendapati bahwa hubungan mereka cukup kuat dan layak untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Apa pun pilihan yang mereka ambil, diakhiri atau dilanjutkan, tahap cinta romantis atau masa pacaran sudah game over. Bila diakhiri, cepat atau lambat mereka masing-masing akan menjajaki hubungan pacaran yang baru dengan orang yang lain. Bila dilanjutkan, mereka akan memasuki tahap hubungan yang baru, hubungan pernikahan, dengan karakteristik yang berbeda dari hubungan pacaran. **

Listrik Dinamis

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

Hukum Ohm

Gambar:ohm1.jpg
Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.
Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara matematis dapat ditulis:
Gambar:ohm.jpg
Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 Ω jika tegangan 1 V di antara kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A melalui konduktor itu. Data-data percobaan hukum Ohm dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti gambar di samping. Pada pelajaran Matematika telah diketahui bahwa kemiringan garis merupakan hasil bagi nilai-nilai pada sumbu vertikal (ordinat) oleh nilai-nilai yang bersesuaian pada sumbu horizontal (absis). Berdasarkan grafik, kemiringan garis adalah α = V/T Kemiringan ini tidak lain adalah nilai hambatan (R). Makin besar kemiringan berarti hambatan (R) makin besar. Artinya, jika ada suatu bahan dengan kemiringan grafik besar. bahan tersebut makin sulit dilewati arus listrik. Komponen yang khusus dibuat untuk menghambat arus listrik disebut resistor (pengharnbat). Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nilai hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi untuk mengurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada rangkaian yang
rumit, seperti radio, televisi, dan komputer, resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat arus. Dengan demikian, komponen-komponen dalam rangkaian itu dapat berfungsi dengan baik. Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel, besi. krom, dan karbon). Selain itu, resistor juga dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai hambatan suatu resistor dapat diukur secara langsung dengan ohmmeter. Biasanya, ohmmeter dipasang hersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam satu perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan metode amperemeter voltmeter.

Hambatan Kawat Penghantar

Berdasarkan percobaan di atas. dapat disimpulkan bahwa besar hambatan suatu kawat penghantar 1. Sebanding dengan panjang kawat penghantar. artinya makin panjang penghantar, makin besar hambatannya, 2. Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat), dan 3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang kawat dilambangkan ℓ, hambatan jenis ρ, dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis :


Gambar:kawat.jpg
Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.
Gambar:hambatan.jpg

Hukum Kirchoff

Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan arus listrik.
Gambar:hkirchoff.jpg
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchhoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchhoff.
Maka diperoleh persamaan :
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I masuk = I keluar

Rangkaian Hambatan

  • Rangkaian Seri
Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1 dan hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1 + IR2.
Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam.
  • Rangakaian Paralel
Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka
Gambar:paralel1.jpg
Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian, diperoleh persamaan
Gambar:paralel2.jpg
Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan Gambar:paralel3.jpg
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.

Senin, 26 September 2011

Bunyi

Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatannya arahnya sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal).
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:
  1. Ada sumber bunyi
  2. Ada medium (udara)
  3. Ada pendengar
Sifat-sifat bunyi meliputi :
  • Merambat membutuhkan medium
  • Merupakan gelombang longitudinal
  • Dapat dipantulkan
Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain  :
Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur.
Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda.
Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.
Cepat rambat bunyi
Karena bunyi merupakan gelombang  maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
  1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat.
  2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium.
Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu
  • Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk yang bisa mendengan bunyii infrasonik adalah jangkrik.
  • Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. atau bunyi yang dapat didengar manusia.
  • Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. makhluk yang dapat mendengar ultrasonik adalah lumba-lumba.
Persamaan yang digunakan dalam bab bunyi sama dengan pada bab gelombang yaitu v = s/t
BUNYI PANTUL
Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
  1. Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi asli. Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak begitu jauh (kurang dari 10 meter)
  2. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli. Biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
  3. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Biasanya terjadi pada jarak lebih dari 20 meter
Perbedaan antara Nada dengan Desah, Nada adalah bunyi yang mempunyai frekuensi teratur sedangkan Desah adalah bunyi yang mempunyai frekuensi tidak teratur.
Beberapa manfaat gelombang bunyi dalam hal ini adalah pantulan gelombang bunyi adalah
  1. dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut disini yang digunakan adalah bunyi ultrasonik
  2. mendeteksi janin dalam rahim, biasanya menggunakan bunyi infrasonik
  3. mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
  4. diciptakannya speaker termasuk manfaat dari bunyi audiosonik.
Persamaan yang digunakan dalam bunyi sama dengan dalam gelombang yaitu v = s/t. Untuk bunyi pantul digunakan persamaan v = 2.s/t

Kamis, 22 September 2011

Peristiwa Kimia Pada Minuman Bersoda!!!!

Minuman soda ada proses kimianya? Banyak....Tapi yang akan aku bahas kali ini hanya peristiwa ketika kita membuka botolnya pertama kali. Ok, here we goes...


  Soda ~(sebenarnya bir dan sampanye juga sih, tapi aku ngebahas soda aja)~ berdesis ketika dibuka berkat gas karbon dioksida, yang telah dilarutkan ke dalam cairan selama proses pembotolan. Suara desis terjadi ketika gelembung-gelembung karbon dioksida kabur dari cairan ke udara bebas.Ketika itu terjadi di mulut kita, kita mendapatkan sensasi tajam yang menggelitik. Tapi, kalau desis itu terlalu kuat, busa akan lengket atau menyebar ke mana-mana.


   Dalam proses pembotolan, gas tadi dimampatkan sampai mencapai tekanan kira-kira 2 kali tekanan udara dalam ban mobil. Pada saat botol itu dibuka, biarpun udah hati-hati, karbon dioksida bertekanan itu langsung bersemangat karena mendapat kesempatan untuk menghirup udara bebas. Maklum, di dalam botol kan sempit, ditekanan tinggi lagi. Maka tidak mengherankan bila seluruh karbon dioksida yang semula terlarut serempak berdesakan keluar dari minuman.

   Oh ya, soda itu sebenarnya hasil dari reaksi antara karbon dioksida tadi dengan air, yaitu berupa asam karbonat (sering ditulis di botolnya kan, MINUMAN BERKARBONASI). Asam karbonat itulah yang menambah rasa agak tajam yang khas pada soda.



   Kembali ke masalah awal, seperti yang udah kusebutkan tadi, gas yang dimapatkan itu kan mau keluar tuh, tapi sebenarnya prosesnya itu berjalan lambat lho. Karbon dioksida tidak keluar sekaligus satu keluarga besar, mereka keluar dalam kelompok kecil gas-gas. Itulah kenapa ketika kita menuang minuman bersoda ke gelas, dan membiarkannya cukup lama, ia akan kehilangan sodanya dan hanya menjadi seperti sirup biasa.

   Jadi Bagaimana untuk menjaga sodanya agar jangan berkurang??
 Oh..tidak bisa. Biar gimanapun pasti berkurang, tapi kita bisa memperlambat nya dengan cara jangan membuka tutup botolnya lama-lama, dan menyimpannya di kulkas, karena udara dingin sangat membantu lho (kapan-kapan aku kasih tau kenapa ia sangat membantu).

Rabu, 07 September 2011

kesalahan teori darwin

Nama Charles Darwin tidak asing lagi bagi telinga kita. Dalam Origin of Species-nya tahun 1859 yang sangat populer merombak pemikiran dunia tsb. Semua kehidupan di muka bumi di jejak ulang baik itu primata, mamalia, vertebrata hingga ke bentuk kehidupan paling sederhana yang di asumsikan sudah ada milyaran tahun lalu.
Namun seiring dengan bertambahnya penemuan fosil-fosil disana-sini bertambahlah kebingungan para ilmuwan. Mrk berkesimpulan bentukawal species manusia berawal di Asia sejak 500.000 ribu tahun yang lalu. Penemuan di Afrika Timur membawa tambahan informasi bahwa transisi dari bentuk tersebut kebentuk kera yang menyerupai manusia (homonids) terjadi pada 14 juta tahun yang lalu. Dan baru setelah melewati proses sangat lamban 11 juta tahun kemudian muncul bentuk yang layak diklasifikasikan sebagai Homo.
Jenis pertama dlm klasifikasi ini adalah Advanced Australophitecus dari Afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu. Setelah sekitar 1 juta tahun baru muncul Homo Erectus dan ditambah lagi 900.000 tahun (50.000 SM) barulah muncul jenis manusia primitive pertama yaitu, Neanderthal. Yang perlu dicatatadalah perkakas primitive seperti batu tajam yang dipergunakan Advanced Australophitecus dan Neandertha berbentuk hamper mirip, padahal rentang waktu amsa antara kedua jenis tersebut adalah 2 juta tahun. Artinya selama rentang masa itu perkembangan peradaban dan intelektualitas berjalan dalam percepatan yang sangat lambat.
Lalu secara mendadak dan tiba-tiba 35.000 tahun lalu muncul suatu species baru yaitu Homo Sapiens (manusia berfikir) di wilayah Mediterania, setelah punahnya species Neanderthadengan sebab yang diperkirakan oleh para ahli akibat kondisi iklim yang memburuk pada waktu itu. Species baru ini yang disebut Homo Sapiens atau Cro Magnon sudah memiliki bentuk fisik seperti kita sekarang ini, dan memiliki peradaban yang lebih maju dibandingkan species sebelumnya. Mrk hidup di gua-gua, sudah mengenal pakaian dan perkakas yang lebih halus dan fungsional yang dibuat dari kayu dan tulang. Lukisan2 yang ditemukan di dinding2 gua tsb menunjkan bahwa mereka sudah memiliki cita rasa seni, emosi dan religi.
Disinilah letak missing link teori Darwin, Mengapa bisa terjadi lonjakan species, peradaban, kebudayaan dan tehnologi seperti itu.? Menurut Prof. Theodosius Dobhansky pengarang buku Mankind Evolving, yang paling mengherankan adalah bukan keterbelakangan manusia purba, tetapi adalah kemajuan kita, manusia moderen yang sangat pesat. Menurutnya dengan percepatan evolusi normal manusia sekarang harus nya masih dalam tahap primitive, utk mengembangkan perkakas batu saja diperlukan 2 juta tahun lagi. Dan mungkin dengan evolusi 10 jt tahun lagi manusia baru mencapai dasar ilmu astronomi dan matematika. Tapi justru kita, manusia yang hanya berselisih sekitar 50.000 tahun saja sudah dapat mendaratkan pesawat dibulan dengan tehnologi computer.
Ralph Solecki, arkeolog yang menemukan penemuan yang sangat mengejutkan digua Shanidar Timur tengah pada tahun 1957. Pada saat penggalian tsb terkuak bukti-bukti bahwa peradaban manusia tidak menunjukan kemajuan seiring dengan perjalan waktu, melainkan malah menunjukan kemunduran.dari tahun 27.000 SM hingga 11.000 SM ditemukan bukti bahwa populasi manusia menyusut dan hamper punah dari seluruh area tsb selama masa 16.000 tahun. Lalu di titik 11.000 SM itulah muncul jenis Homo Sapiens yang langsung dan sekaligus membawa peradaban, budaya, dan tehnologi yang jauh lebih maju.
Lalu akan timbul pertanyaan dalam benak kita, “ apakah kita atau leluhur kita bisa mencapai peradaban dan tehnologi tsb dengan usaha sendiri atau ada campur tangan pihak lain, ( misalnya pewarisan) tehnologi dari peradaban lain yang lbh maju…?”
Kebudayaan yang sudah maju pada jaman dahulu:
* Manusia Lembah Sungai Nil
Kita semua tahu kl bangsa Mesir kuno adalah penghuni sungai Nil memiliki pengetahuan yang sangat luas dibidang geometri ( ilmu ukur ruang ) , matematika, dan astronomi. Semua berwujud dalam bentuk piramida Giza yang telah berdiri lebih dari 5000 tahun. Salah satu pencapaian terbesar bangsa Mesir adalah mencinptakan system kalender berdasarkan pergerakan bulan. Lalu pada tahun 3000 SM, mereka juga menciptakan kalender matahari 365 hari serupa kalender Gregorian yang kita pakai sekarang. Sorang ahli arkeoastronomi Robert Bauval mengemukan bahwa susunan kompleks piramida Giza identik dengan susunan rasi bintang Orion…begitu juga dengan bangunan2 kuno lainnya di Mesir.. sungguh maju sekali ilmu pengetahuan mereka.
* Kebudayaan Maya & Inca
Kebudayaan Maya & Inca adalah kebudayaan yang paling maju di wilayah Amerika Latin. Bisa dilihat dari bangun peninggalan mereka, seperti kuil Matahari dan Piramida dunia baru. Ditilik dari strukturnya bangunan ini berfungsi utk mengamati pergerakan bulan dan matahari. Bangsa Maya juga telah mengenal planet Venus dan menganggap ini menjadi hal yang penting dlm kehidupan mrk. Bangsa Maya juga mengenal system kalender, bahkan system kalender bangsa Maya ini adalah system kalender yang paling akurat.di dunia. Lebih akurat dari pada system kalender yang kita gunakan sekarang yang masih harus menambah satu hari utk tiap tahun kabisat. Beberapa bangunan terkenal lainya seperti Chichen Itza dan Istana Uxmal dirancang sedemikian rupa posisnya sehingga menghadap ke Venus pada saat terbit pertama kali dilangit paling selatan..Sungguh sangat maju astronomi mrk….
* Dari mana semua ini berasal?
Ahli purbakala Graham Hancock dalam esainya tahun 2000 mengemukakan teori bahwa komplek kuil Angkor Wat di Kamboja merepleksikan susunan rasi bintang Draco, dan dalam risetnya mengenai kota yang hilang Atlantis berpendapat bahwa kemungkinan besar penduduk Atlantislah yang pada saat itu telah memiliki pengetahuan yang sangat luas dan mewariskan pengetahuan tsb ke bangsa2 lainnya. Sebelum akhirnya mereka musnah karena percobaan kristal yang mengakibatkan Atlantis tenggelam. Teori yang menarik, mengingat rata2 bangunan ini dibangun pada rentang waktu 12.000 – 3.000 tahun yang lalu. Dikala manusia pada saat itu msh pada jaman batu.
Dengan asumsi teori Darwin maka sulit di percaya manusia yang masih primitif memiliki metode konstruksi banguan raksana dengan tingkat presisi geometri mengagumkan dan salah satu motifnya adalah pengamatan astronomi, tanpa bantuan alat2 berat atau mesin canggih yang dimiliki manusia moderen sekarang…Bahkan saking komplek dan raksasanya bangun tsb, diragukan kl manusia sekarang bisa meniru pembuatan struktur tsb.
Misteri & Asal Mula DNA
DNA ( Dioxyribo Nucleic Acid ) sebagai susunan struktur dasar pembentuk kehidupan sudah dikenal dalam ilmu biologi dan genetika abad 20. Menjadi popular oleh ilmuwan pemenang Nobel Biologi bernama Francis Crick yang menemukan struktur double helix dari DNA. Melalui teorinya yang mencengangkan, yaitu Directed Panspermia pada tahun 1973. Crick mendeklarasikan “ kami sudah menemukan rahasia awal mula kehidupan” asumsi dasar teori tsb adalah berdasarkan bukti2 yang ditemukan dalam penelitiannya iya sampai pada satu kesimpulan bahwa “ ASAL MULA DNA BUKANLAH DARI BUMI ” melainkan dating dari suatu tempat diluar bumi. Crick menemukan bahwa asal mula bentuk kehidupan di dunia ini berasal dari sumber yang tunggal bukan dari sumber yang jamak. Dan dalam kasus DNA manusia unsur-unsur kimia pembentuknya justru lebih banyak terdiri dari unsur-unsur yang tidak banyak terdapat dibumi. Sungguh aneh memang jika DNA diasumsikan terjadi karena proses kimia dan fisika dibumi, kenapa justru DNA itu sendiri banyak mengandung unsur2 yang justru langka di bumi..
Hipotesis Crick :
1. Code genetic adalah indentik pada semua mahluk hidup
2. Bentuk2 kehidupan awal muncul secara tiba2 dibumi ini, tanpa asanya tanda2 eksistensi dari nenek moyang sebelumnya.
Mungkinkah DNA ini berasal dari luar bumi sana? Mungkin sekali dan sampai saat ini belum ada bantahan mengenai teori Crick ini, malah beberapa ilmuwan justru menguatkan teori tersebut. Dan DNA ini tidak mungkin terbawa secara tidak sengaja oleh komet atau meteor karena sesuatu yang hidup akan menglami kematian diperjalan tersebut. Kemungkina lain jg bahwa DNA ini di bawa dengan transfortasi khusus ke bumi dan siapapun yang membawanya kemudian melakukan penanaman genetic. Dan apakah munculnya Homo sapiens secara tiba2 akibat dari penanaman kode genetic ini….??

Alat Optik

KAMERA TERCANGGIH DI JAGAT RAYA
Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia. Salah satunya adalah kamera. Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai alat elektronik dari ukuran besar menjadi ukuran yang sangat kecil. Teknologi ini dikenal dengan teknologi nano (teknologi nano adalah teknologi yang bergerak atau dibuat dalam scala nanometer). Selain praktis dan ekonomis, ukuran yang sangat kecil, sangat multi guna. Salah satu hasil teknologi nano adalah pembuatan kamera. Karena kecilnya maka kamera ini dapat masuk ke dalam pembuluh darah. Tahukah kamu bahwa salah satu organ tubuh kita adalah alat optik berupa kamera yang tercanggih dan terpraktis di jagat raya? Bagaimanakah kamera yang ada di dalam tubuh kita itu dikatakan praktis? Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi organ ini, maka ikutilah seluruh kegiatan berikut dengan sungguh-sungguh.
Apakah yang dimaksud dengan alat optik?
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda kerapatannya.

Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:
  • Mata
  • Kamera
  • Lup (kaca pembesar)
  • Teropong (teleskop)
  • Mikroskop 


Mata
Fungsi Mata sebagai Alat Optik

Mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.

Berikut ini adalah bagian-bagian mata dan fungsinya:
  1. Cornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan udara luar.
  2. Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam pembentukan bayangan.
  3. Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
  4. Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik.
  5. Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.


Bagaimana mata bekerja? Secara sederhana sebagai alat optik mata membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada retina. Pemfokusan dilakukan dengan mengubah jarak fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika bayangan tepat jatuh pada permukaan retina. Hal ini akan terjadi jika lensa mata dengan kemampuan akomodasinya dapat selalu menempatkan bayangan pada retina. Karena berbagai hal, kadang-kadang bayangan tidak terbentuk tepat di retina. Hal ini terjadi jika mata mengalami cacat atau objek berada diluar jangkauan penglihatan.

Bagaimanakah pembentukan bayangan pada mata?
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan pada retina.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran pupilnya.
Retina merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada retina karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan mengubah jarak fokus lensa matanya.


Jangkauan penglihatan mata:

Kemampuan penglihatan manusia terbatas pada jangkauan tertentu atau disebut jangkauan penglihatan yaitu daerah di depan mata yang dibatasi oleh dua buah titik. Titik terjauh (punctum remotum disingkat PR) dan titik terdekat (punctum proximum disingkat PP).
PR adalah titik terjauh didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas. PP adalah titik terdekat didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas.
Objek akan nampak jelas jika objek berada pada jangkauan penglihatan, dan objek tidak akan nampak dengan jelas jika objek ada diluar jangkauan penglihatan (terlalu dekat dengan mata atau terlalu jauh dari mata).
Cacat mata terjadi karena jangkauan penglihatan berubah. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasi mata yang berubah. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya agar bayangan jatuh di retina mata. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat mata yang di dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya.


Cacat Mata

Setidaknya ada tiga jenis cacat mata yang diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasinya yaitu: miopia, hipermetropia dan presbiopia. Berikut ini adalah gambar masing-masing cacat mata dan jangkauan penglihatannya.
  1. Mata normal (Emetropia) : memiliki titik jauh (PR) pada jarak jauh tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm, mata ini jangkauan penglihatannya paling lebar.
  2. Rabun jauh (Miopia) : memiliki titik jauh (PR) terbatas/kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) = 25 cm.
  3. Rabun dekat (Hipermetropia) : memiliki titik jauh (PR) tak berhingga, tetapi titik dekat (PP) > 25 cm.
  4. Rabun jauh dan dekat (Presbiopia) : memiliki titik jauh (PR) kurang dari tak berhingga dan titik dekat (PP) > 25 cm, cacat mata ini merupakan gabungan dari hipermetropi dan miopi, sering disebut sebagai cacat mata tua.




Cacat Mata Miopi

Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan jatuh di depan retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat pipih (terlalu cembung). Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu dibantu dengan lensa divergen (lensa cekung). Lensa divergen adalah lensa yang dapat menyebarkan berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum dan sesudah memakai lensa.

Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya dari tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina.
Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan penglihatan.


Dalam perhitungan:
So = letak benda sebenarnya (~)
Si = - PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di depan lensa.
Dari persamaan :


diperoleh bahwa:f = - PR

Ukuran lensa yang digunakan adalah :

P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)
f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)

Cacat Mata Hipermetropi

Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.
Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah memakai lensa.


Keterangan gambar:
Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya).
Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah rambat cahaya ini menuju retina.

Dalam perhitungan:
So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = - PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak

di titik dekatnya
 

Cacat Mata Presbiopi
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah. Agar dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua. Berapa ukuran lensa yang digunakan? Untuk menjawab pertanyaan ini maka titik jauh maupun titik dekatnya harus diketahui. Selanjutnya dengan menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran lensa dapat diketahui.



Kamera
Kamera merupakan alat optik yang dapat memindahkan/mengambil gambar dan menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Pemfokusan dilakukan dengan mengatur jarak lensa dengan film. Perubahan jarak benda mengakibatkan perubahan jarak bayangan pada film oleh karena itu lensa kamera perlu digeser agar bayangan tetap jatuh pada film. Hal ini terjadi karena jarak fokus lensa kamera tetap. Dari rumus umum optik, jika jarak fokus tetap, maka perubahan jarak benda (So) akan diikuti oleh perubahan jarak bayangan (Si).

Bagian-bagian dari kamera secara sederhana terdiri dari:
  1. Lensa cembung
  2. Film
  3. Diafragma
  4. Aperture

Bagaimanakah pembentukan bayangan pada kamera?

Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.
Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera dengan mengubah ukuran aperturenya.
Film merupakan media yang menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
So = jarak benda dalam meter, Si = jarak bayangan dalam meter, F = titik fokus lensa


Perbandingan Kamera dan Mata
Berdasarkan gambar di atas, kemiripan antara kamera dan mata adalah:
 
Kamera
Mata
Keterangan
Lensa Lensa        Lensa cembung
Diafragma     Iris Mengatur besar kecilnya lubang cahaya
Aperture Pupil Lubang tempat masuknya cahaya
Film Retina Tempat terbentuknya bayangan

Secara umum bagian-bagian kamera sama dengan bagian-bagian mata, namun kedua alat ini memiliki perbedaan dalam hal menempatkan bayangan pada retina/film, perbedaannya adalah:
  1. mata menggunakan daya akomodasi
  2. kamera menggunakan pergeseran lensa 

Lup
Fungsi Lup atau Kaca Pembesar

Sebagaimana namanya, lup memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lup adalah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar nampak lebih besar. Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat: maya, tegak, dan diperbesar. Untuk itu benda harus diletakkan di Ruang I atau daerah yang dibatasi oleh fokus dan pusat lensa atau cermin (antara f dan O), dimana So < f.
Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:
1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. Dengan cara mata tidak berakomodasi

Mata Berakomodasi Maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya).
Pada penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan adalah:

  1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum Proksimum (PP)
  2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
  3. kelemahan : mata cepat lelah
  4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
  5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
Mata Tak Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu diperhatikan adalah:

  1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
  2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
  3. keuntungan : mata tak cepat lelah
Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Perhitungan

Pada mata berakomodasi maksimum
• Si = -PP = -Sn


Perbesaran sudut atau perbesaran angular


Pada mata tak berakomodasi • Si = -PR
• So = f
Perbesaran sudut


M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter



Teropong
Cara Kerja Teropong

Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.
Berdasarkan fungsinya teropong dibagi menjadi:
1. teropong bintang
2. teropong bumi
3. teropong panggung

Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.

Teropong Bintang
Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (bintang). Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa obyektif dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan okulernya adalah sebuah lensa cembung dengan jarak fokus pendek. Bagaimanakah pembentukan bayangan pada teropong dan bagaimana sifat bayangannya? Ikutilah kegiatan berikut ini.

Teropong Bumi

Teropong bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi. Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih dekat dan tidak terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif dan salah satunya berfungsi sebagai pembalik bayangan. Pembentukan bayangan pada alat ini dapat dilihat dalam gambar berikut.




Panjang teropong bumi adalah panjang fokus lensa obyektif ditambah 2 kali jarak fokus lensa pembalik dan panjang fokus lensa okuler. Dengan rumus : d = fOb + 4 fp + fOk
 

Teropong Panggung
Teropong panggung adalah teropong yang mengkombinasikan antara lensa positif dan lensa negatif. Lensa negatif digunakan sebagai pembalik dan sekaligus sebagai okuler. Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil. Seperti apa pembentukan bayangan pada teropong panggung? Perhatikan kegiatan berikut ini!
Prinsip kerja teropong panggung adalah sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan nyata tepat di titik fokus obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa okuler. Dan oleh lensa okuler akan dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata.

Pada pengamatan tanpa berakomodasi maka panjang teropong adalah :

d = f (Ob) – f (Ok)

d = panjang teropong dalam meter
f (Ob) = panjang fokus lensa obyektif dalam meter

f (Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Mikroskop
Pengertian dan Bagian-bagian Mikroskop
LUP sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda kecil memiliki keterbatasan. Untuk itu diperlukan alat optik yang memiliki kemampuan untuk memperbesar bayangan hingga berlipat-lipat. Alat ini dikenal dengan nama mikroskop. Mikroskop yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop.
Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik dekat pengamat (PP).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:



Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
Pengamatan ini menempatkan bayangan akhir (bayangan lensa okuler) maya pada titik jauh pengamat (PR).
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:


S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)

B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)

Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter
f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter